JAMBI – Calon kepala daerah di wilayah Jambi yang bertarung di Pilkada tahun ini, dinilai belum memiliki visi yang jelas dalam upaya pelestarian lingkungan. Sejak sosialisasi, yang dihadirkan ke hadapan masyarakat hanya foto-foto gemoy, tak ada gagasan yang jelas mau di bawa ke mana daerah ini.
Pandangan itu terungkap dalam Focus Group Discussion yang digelar The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) atau Masyarakat Jurnalis Lingkungan simpul Jambi, pada Sabtu (21/9/2024).
Dua pemantik diskusi yang dihadirkan, yakni Jon Afrizal dari AJI Kota Jambi, dan Suang Sitanggang Koordinator SIEJ Jambi, mengungkapkan pandangan yang sama. Suang menyebut, pada masa Pilkada ini, harusnya muncul adu gagasan. Namun yang terjadi justru hanya adu foto-foto melalui baliho-baliho raksasa.
Diskusi ini dihadiri oleh jurnalis dan pegiat lingkungan yang berasal dari lembaga nirlaba yang berbasis di Jambi. Di antaranya dari AJI Kota Jambi, Walhi Jambi, Yayasan Setara Jambi, Beranda Perempuan, Lubuk Puan, Rambu House, KKI Warsi, dan anggota SIEJ.
Nurbaya, Managing Director Yayasan Setara Jambi, berharap agar calon kepala daerah melihat persoalan lingkungan ini sebagai isu prioritas pada kampanye ke depan.
Peserta lainnya juga menyampaikan berbagai keresahannya atas kondisi alam Jambi. Mulai dari Sungai Batanghari yang makin kritis, hasil laut yang kian sulit didapatkan nelayan, nasib perempuan yang terbaikan, persoalan batu bara yang semakin amburadul, dan berbagai keresahan lainnya.
Untuk langkah ke depan, Suang Sitanggang mengatakan SIEJ akan kembali menggelar kegiatan serupa, yang akan menguliti visi, misi, dan program para calon kepala daerah. Cakupan peserta yang dihadirkan juga akan semakin luas.
Pada kesempatan ini, SIEJ simpul Jambi juga menyampaikan pernyataan sikap terhadap proses politik yang kini sedang berjalan. SIEJ mengajak semua komponen masyarakat terlibat aktif dalam Pilkada, dengan menguji keberpihakan para calon pada pelestarian lingkungan.
Adapun sikap SIEJ untuk calon kepala daerah adalah menolak calon kepala daerah yang tidak berani membuat janji politik penghentian angkutan batu bara via sungai dan jalan umum, dan menolak para calon kepala daerah yang tidak punya visi jelas dan terukur untuk pelestarian dan pelindungan lingkungan.
